Sunday, 29 July 2012

TRANSISI

Posted by LORA LORINDA at 9:14 pm 0 comments
       Percakapan siang hari dengan mbak kost menempel di ingatanku, mumpung masih ingat kutulis sajah. 

         di hidup wanita, ada 4 transisi. pertama, ketika menginjak usia sekolah TK, seorang anak yang tidak pernah ditinggal jauh dari ibunya pasti akan merasa sedih ketika tidak ada ibu di dekatnya. kedua, ketika seorang perempuan lulus kuliah. ketiga, ketika seorang perempuan akan menjadi seorang istri, dan keempat, ketika perempuan akan menjadi seorang ibu.

         masing-masing transisi akan mengubah hidupmu menjadi cerita-cerita baru yang tak terduga. seperti sekarang, aku hampir mengalami transisi ke-4, yakni ketika seorang perempuan lulus kuliah. hampir aku katakan karena masalah yang dihadapi sama, yaitu kebingungan. 

          saat ini aku benar-benar butuh saran, pandangan, dan kekuatan.
saran kemana aku harus melangkah. walaupun ada beberapa orang yang menganggap kalau memberi saran itu adalah beban moral, tapi menurutku seemua saran akan berpulang ke yang bersangkutan, menerima atau menolak. pandangan apa-apa akibatnya ketika aku memilih option A atau B. kekuatan ketika aku memilih jalan yang menurutku tidak lazim harus kujalani. 

            sekarang, aku tidak butuh rangkuman kesalahan-kesalahanku. sudahlah, dengan apa yang terjadi padaku sekarang saja sudah cukup membuatku tak berdaya, lemas dan menyesal-semenyesa- menyesalnyalnya, janganlah lagi ditambahi dengan beban moral tanggungan tatapan tajam orang terhadapku. kurasa seemua orang tidak mau dihadapkan pada kebingungan abstrak tak jelas. tak ada orang yang mau tidak bahagia, pun aku sekarang ini.

          pandangan, penilaian, tatapan, bahkan cemooh atau bisa saja hinaan, pasti akan teralamatkan padaku atau keluargaku, tapi sudahlah. toh, aku juga gak mau itu terjadi.

aku gak minta kalian untuk merasakan bagaimana menjadi aku, tapi tolong pahami, mengertilah, dan setidaknya jangan cemooh kalian sampai di pendengaranku dan keluargaku.

          walaupun tidak secara implisit, tapi aku tau, mereka kecewa. tapi yaaa, mau gimana. 

         setelah banyak bertanya sana sini, aku memutuskan untuk memilih option B sebagai kelanjutan hidupku, yah, menempuh selangkah lagi yang kuharap dapat membawaku kepada kepuasan batin yang entahlah yang apa.

            semoga di kedepan aku bisa mengingat, bahwa pada seminggu ke belakang dan sampai detik ini aku menulis postingan ini, aku masih bimbang, inikah jalan terbaikku. inikah yang harus kutempuh.

          semoga di kedepan ketika aku membaca postingan ini, aku sdang berada dalam kondisi memuji langkah ini. langkah yang sebenarnya banyak pertimbangan dan spekulasi berat dan beresiko.

                semoga di kedepan ketika aku membaca postingan ini, aku berada disuatu tempat yang kuimpikan, dimana semua keinginan ku bisa terpenuhi dan kudapatkan dengan mudah.

                  semoga di kedepan ketika aku membeca postingan ini, aku dalam kondisi yang saaaannggaaaaaattttt bahagia.

seelamat malam.

Tuesday, 5 June 2012

model-model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivisme

Posted by LORA LORINDA at 7:11 pm 0 comments
prinsip prinsip pembelajaran konstruktivisme telah melahirkan berbagai macam model-model pembelajaran, dan dari berbagai macam model pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama, bahwa dalam proses belajar siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri pengatahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. beberapa model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivisme adalah discovery learning, reception learning, assisted learning, active learning, the accelerated learning, quantum learning, dan contextual learning.

  1. discovery learning.salah satu model pembelajaran kognitif yang paling berpengaruh adalah discovery learning-nya jerome bruner (slavin, 1994) yaitu siswa didorong untuk belajar dengan diri mereka sendiri. siswa belajar melalui aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman-pengalaman dan menghubungkan pengalaman pengalaman tersebut untuk menemukan prinsip-prinsip bagi diri mereka sendiri.discovery learning telah banyak aplikasinya dalam dunia keilmuan, sebagai contoh pada beberapa museum sains ada beberapa silinder yang memiliki ukuran dan berat berbeda-beda, beberapa ada yang ringan dan yang lain benar. siswa didorong untuk mengamati secara detail perbedaan-perbedaan silinder tersebut. dengan melakukan eksperimen, akhirnya siswa dapat menemukan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan silinder tersebut, diantaranya adalah menentukan kecepatan silinder tersebut.discovery learning mempunyai beberapa keuntungan dalam belajar, antara lain siswa memiliki motivasi dari dalam diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaannya sampai mereka menemukan jawaban-jawaban atas problem yang dihadapi mereka. selain itu, siswa juga belajar untuk mandiri dalam memecahkan problem dan memiliki keterampilan berpikir kritis, karena mereka harus menganalisis dan mengelola informasi
  2. active learning, active learning merupakan pembelajaran aktif. menurut melvin l siberman, belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa. belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan sekaligus. pada saat kegiatan belajar itu aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan belajar. mereka mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari (silberman, 1996)
  3. the accelereted learning, the accelerated learning adalah pembelajaran yang dipercepat. konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat, menyenangkan, dan memuaskan. pemilik konsep ini, dave meier, menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan SAVI. somatic, dimaksudkan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat)/ auditory adalah learning bytalking and hearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). visual artinya learning by observing and picturing( belajar dengan mengamati dan menggambarkan). intellectual maksudnya adalah learning by problem solving and reflecting (elajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi). bobby de porter menganggap accelerated learning dapat memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan. cara ini menyatukan unsur-unsur sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, misalnya hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. namun, semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif (deporter, hemacki, 2000)

judul buku:teori belajar dan pembelajaran
pengarang:
  1. Drs. H. Badaruddin, M.Pd. I.
  2. esa nur wahyuni, M.Pd

Saturday, 3 March 2012

PRINSIP BELAJAR

Posted by LORA LORINDA at 9:00 pm 0 comments
berikut adalah prinsip-prinsip belajar:


pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. perubahan perilaku sebagai hasil memiliki ciri-ciri:

  1. sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari
  2. kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya
  3. fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
  4. positif atau berakumulasi
  5. aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan
  6. permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism's behavioral reperoire that occurs as a result of experience.
  7. bertujuan dan terarah
  8. mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan
kedua, belajar merupakan proses. belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Willian Burton mengemukakan bahwa: A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on interaction with a rich varied and propocative enviroment.

PENGERTIAN BELAJAR

Posted by LORA LORINDA at 8:36 pm 0 comments
beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut:

  1. gagne
belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah

2.   travers

belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku

3. cronbach

learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (belajar adalah perubahan perilaku seebagai hasil dari pengalaman)

4. harold spears

learning is to observe, to read, to imitate, to try something tjemselve, to listen, to follow direction. (dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu)

5. geoch

learning is change in perfoemance as a result of practice. (belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan)

6.  morgan

learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman)


          belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. belajar dianggapnya properti sekolah. kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge. belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.

          belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. guru bertingak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktifitas menghafal. peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. sudah barang tentu pengerian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. perlu anda pahami, perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.


sumber: suprijono, agus. 2009. cooperative learning. surabaya: pustaka belajar

Friday, 2 March 2012

JENIS SKALA

Posted by LORA LORINDA at 7:01 pm 0 comments

  1. skala nominal
skala nominal adalah pemberian skala dimana skala digunakan hanya untuk membedakan suatu ukuran dari ukuran yang lain tanpa memberi atribut lebih besar atau lebih kecil. jadi sifat skala ini sejajar atau sama antara masing-masing skala.
contoh: pemberian skala 1 untuk jenis kelamin laki-laki dan 2 untuk jenis kelamin perempuan.
angka 1 dan 2 disini hanya berfungsi untuk membedakan antara skala untuk laki-laki dan skala untuk perempuan.

2. skala ordinal
kalau pada skala nominal kita tidak membedakan urutan dan tinggi rendahnya skala tetapi hanya berfungsi untuk membedakan suatu kategori dari kategori lain, namun pada skala ordnal kita daapt membedakan urutan dari skala. skala ini lebih baik daripada skala nominal karena memberikan nilai lebih besar dan lebih kecil, tetapi kita tidak dapat mencari selisih atau perbedaan antar skala.
contoh: 
pada kuesioner dimana pendapat sangat setuju diberi skala 5, setuju diberi skala 4, ragu-ragu diberi skala 3, tidak setuju diberi skala 2 dan sangat tidak setuju diberi kode 1. pada skala ini dapat kita lihat bahwa angka 5 lebih baik daripada angka 4 karena memberikan urutan yang lebih tinggi. namun demikian kita ditak dapat mencari perbedaan eksak untuk masing-masing skala. apakah angka 4 merupakan dua kali dari angka 2, kita tidak mengetahuinya. kekurangan skala ini adalah bahwa kita tidak dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian dengan menggunakan skala ini. kita hanya dapat membedakan urutan masing-masing skala dari skala ordinal

3.  skala interval
skala interval adalah skala yang memiliki ciri-ciri skala ordinal tetapi jarak dari masing-masing data bisa diukur. dengan skala ini kita bisa mencari perbedaan atau jarak dari masing-masing skala. pengukuran dari skala ini biasanya menggunakan alat ukur sehingga jarak masing-masing bisa dicari. 
contoh:
pengukuran waktu. disini, selisih waktu antara pukul 6 sampai 9 adalah 9 sama dengan slisih waktu antara pukul 1 sampai 4. kelemahan dari skala ini adalah bahwa kita tidak dapat mengatakan bahwa suatu skala adalah dua kali skala yang lain. salah satu kelemahan dari skala ini adalah tidak memiliki asal mula yang unik karena nilai nol bukan merupakan nilai yang mutlak

4.   skala rasio
skala rasio merupakan jenis skala yang tertinggi dimana skala ini memiliki ciri-ciri skala interval ditambah dengan ciri memiliki nilai nol sebagai nilai yang mutlak. skala rasio mencerminkan nilai sebenarnya dari data.. pada skala ini kita bisa melakukan operasi matematis. jumlah gaji yang diterima, misalnya, merupakan skala rasio. disini jumlah gaji Rp. 50.000 merupakan dua kali dari gaji sebesar Rp. 25.000, dan jika jumlah gaji nol bisa diartikan bahwa tidak ada gaji sama sekali. disini skala ini memiliki semua ciri dari skala interval ditambah dengan nilai nol yang merupakan nilai yang mutlak dimana jika nilainya nol berarti tidak ada sama sekali.


sumber: Santosa, Purbayu Budi.2005. analisis statistik dengan microsoft excel & spss. andi: yogyakarta

metode pembelajaran point counter point

Posted by LORA LORINDA at 11:55 am 0 comments
          langkah pertama metode pembelajaran point counter point adalah membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. aturlah posisi mereka sdemikian rupa seehingga mereka berhadap-hadapan. berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok merumuskan argumentasi-argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya.


         usai tiap-tiap kelompok berdiskusi secara internal, maka mulailah mereka berdebat. seetelah seorang peserta didik dari suatu kelompok menyampaikan argumentasi sesuai pandangan yang dikembangkan kelompokny, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok lain perihal isu yang sama. lanjutkan proses ini sampai waktu yang memungkinkan.


          di penghujung waktu pelajaran buatlah evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai titik temu dari argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan.


sumber: suprijono, agus. 2009. cooperative learning. yogyakarta: pustaka pelajar

Tuesday, 28 February 2012

HUBUNGAN KONTSTRUKTIVISME DAN KONTEKSTUAL

Posted by LORA LORINDA at 8:48 pm 0 comments
          Mengapa pembelajaran kontekstual? Fondasi utama pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah konstruktivisme. Bertitik tolak pada proposisi-proposisi konstruktivisme berbagai model pembelajaran dikembangkan, yakni model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran berbasis masalah. Aplikasi model pembelajaran berhubungan erat dengan pendekatan pembelajaran. pendekatan merupakan perspektif mengenai berbagai strategi maupun metode pembelajaran untuk mengaplikasikan model-model pembelajaran. Pendekatan yang cocok untuk pembelajaran berbasis konstruktivisme adalah kontekstual.


            Asumsi penting dari konstruktivisme adalah situated cognition  (kognisi yang ditempatkan). Konsep ini mengacu pada ide bahwa pemikiran selalu ditempatkan atau disituasikan dalam konteks sosial dan fisik, bukan dalam pikiran seseorang. Pengetahuan diletakkan dan dihubungkan dengan konteks dimana pengetahuan tersebut dikembangkan. Cobern menyatakan konstruktivisme bersifat kontekstual. Berdasarkan pemikiran-pemikiran itu, maka pembelajaran harus diciptakan semirip mungkin dengan situasi "dunia nyata". Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran kontekstual.


      Proses pembelajaran kontekstual beraksentuasi pada pemrosesan informasi, individualisasi, dan interaksi sosial. Pemrosesan informasi menyatakan bahwa peserta didik mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkaitan dengan informasi tersebut. inti pemrosesan informasi adalah proses memori dan proses berpikir. Indivudualisasi beraksentuasi pada proses individu membentuk dan menata realitas keunikannya. mengajar dalam hal tersebut adalah upaya membatu individu untuk mengembangkan sesuatu yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap, sehingga mampu memperkaya hubungan antar pribadi dan lebih cakap dalam pemrosesan informasi. Interaksi sosial menekankan pada hubungan individu dengan orang lain atau masyarakat. interaksi sosial memusatkan pada proses dimana kenyataan ditawarkan secara sosial.






sumber: suprijono, agus.2009.cooperative learning.surabaya:pustaka pelajar
 

MY SELF, ME, AND I Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting