Tuesday 28 February 2012

HUBUNGAN KONTSTRUKTIVISME DAN KONTEKSTUAL

Posted by LORA LORINDA at 8:48 pm 0 comments
          Mengapa pembelajaran kontekstual? Fondasi utama pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah konstruktivisme. Bertitik tolak pada proposisi-proposisi konstruktivisme berbagai model pembelajaran dikembangkan, yakni model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran berbasis masalah. Aplikasi model pembelajaran berhubungan erat dengan pendekatan pembelajaran. pendekatan merupakan perspektif mengenai berbagai strategi maupun metode pembelajaran untuk mengaplikasikan model-model pembelajaran. Pendekatan yang cocok untuk pembelajaran berbasis konstruktivisme adalah kontekstual.


            Asumsi penting dari konstruktivisme adalah situated cognition  (kognisi yang ditempatkan). Konsep ini mengacu pada ide bahwa pemikiran selalu ditempatkan atau disituasikan dalam konteks sosial dan fisik, bukan dalam pikiran seseorang. Pengetahuan diletakkan dan dihubungkan dengan konteks dimana pengetahuan tersebut dikembangkan. Cobern menyatakan konstruktivisme bersifat kontekstual. Berdasarkan pemikiran-pemikiran itu, maka pembelajaran harus diciptakan semirip mungkin dengan situasi "dunia nyata". Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran kontekstual.


      Proses pembelajaran kontekstual beraksentuasi pada pemrosesan informasi, individualisasi, dan interaksi sosial. Pemrosesan informasi menyatakan bahwa peserta didik mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkaitan dengan informasi tersebut. inti pemrosesan informasi adalah proses memori dan proses berpikir. Indivudualisasi beraksentuasi pada proses individu membentuk dan menata realitas keunikannya. mengajar dalam hal tersebut adalah upaya membatu individu untuk mengembangkan sesuatu yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap, sehingga mampu memperkaya hubungan antar pribadi dan lebih cakap dalam pemrosesan informasi. Interaksi sosial menekankan pada hubungan individu dengan orang lain atau masyarakat. interaksi sosial memusatkan pada proses dimana kenyataan ditawarkan secara sosial.






sumber: suprijono, agus.2009.cooperative learning.surabaya:pustaka pelajar

Thursday 23 February 2012

Prinsip umum pekerjaan rumah

Posted by LORA LORINDA at 9:34 pm 0 comments


  1. PR harus bersifat positif. guru perlu menjelaskan manfaat PR bagi peserta didik
  2. PR perlu dirancang guru sebaik-baiknya. pilih yang esensial dan bermakna
  3. PR sebaiknya bersifat diagnostik atau oto-diagnostik, PR yang baik diharapkan mampu memberikan informasi tentang tingkat keberhasilan siswa
  4. PR jangan terlalu banyak. ingatlah bahwa yang ada PR tidak hanya mata pelajaran matematika. hindari kejenuhan peserta didik
  5. Jangan memberi PR yang perlu memakan teknik bari. belajar pada tahap permulaan hendaknya berlangsung di kelas
  6. Dalam memberikan PR, guru perlu memperhatikan perbedaan kemampuan individual peserta didikny
  7. Perlu PR yang melatih skill peserta didik
  8. Peserta didik perlu tahu kebenaran jawabanny. umpan balik yang segera bagi peserta didik sangat diperlukan
  9. Penekanan haruslah pada jawaban yang benar, bukan pada kecepatan penyelesaiannya
  10. Perlu diselipkan berbagai model soal, misalnya soal cerita

sumber: Suyitno, Amin. 2004. dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika I. universitas negeri semarang

model pembelajaran RME (realistic mathematics education)

Posted by LORA LORINDA at 9:24 pm 0 comments
          Model pembelajaran ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran freudenthal tentang matematika. menurut freudenthal (1991), "mathematics must be connected to reality and mathematics as human activity. RME merupakan model pembelajaran matematika disekolah yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi kehidupan siswa. siswa harus diberi kesempatan untuk belajar melakukan aktivitas pada semua topik pelajaran matematika. dengan demikian, RME menekankan pada keterampilan process of soing mathematics, berdiskusi, berkolaborasi, berargumentasi, dan mencari simpulan dengan teman sekelas. denga cara ini diharapkan peserta didik dapat menemukan sendiri bentuk penyelesaian suatu soal/masalah yang diberikan kepada mereka. jadi model pembelajaran RME dapat dipandang sebagai model pembelajaran yang dilaksanakan agar kompetensi dasar dapat dicapai dengan cepat melalui proses belajar mandiri dan informal.

Karakteristik MRE:
  1. Penggunaan konteks real sebagai titk tolak belajar matematika
  2. Penggunaan model yang menekankan penyelesaian secara informal sebelum menggunakan cara formal atau menggunakan rumus
  3. Adanya upaya pengaitan sesama topik dalam pelajaran matematika
  4. Penggunaan metode interaktif dalam belajar matematika
  5. Adanya upaya untuk menghargai keberagaman jawaban peserta didik dan kontribusi peserta didik
Implementasi RME di sekolah:
  1. Guru menyiapkan 1 atau 2 soal realistik (ada kaitannya dengan kehidupan seehari-hari) yang akan dikerjakan para peserta didik secara informal atau coba-coba (karena langkah penyelesaian formal untuk menyelesaikan soal tersebut belum diberikan)
  2. Guru mengumpulakn hasil pekerjaan peserta didik
  3. Guru memeriksa hasil pekerjaan peserta didik dengan berprinsip pada penghargaan terhadap keberagaman jawaban peserta didik dan kontribusi peserta didik
  4. Guru menyuruh beberapa peserta didik untuk menjelaskan temuannya di depan kelas
  5. Dengan tanya jawab, guru dapat mungkin perlu mengulang jawaban siswa (tidak harus, terutama jika ada pembiasaan konsep)
  6. Setelah itu, guru baru menunjukkan langkah formal yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut. bisa didahului dengan penjelasan tentang materi pendukungnya

sumber: Suyitno, Amin. 2004. dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika I. universitas negeri semarang

pangkal, aksioma, definisi, dan teorema

Posted by LORA LORINDA at 10:43 am 0 comments
          Menurut Herman Hudoyo (1988: 77), "pada hakikatnya landasan berpikir matematik itu merupakan kesepakatan-kesepakatan yang disebut aksioma."

          Menurut eksiklopedia matematika tulisan St. negoro dan B. Harshap (1988:23), "aksioma adalah suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran tanpa memerlukan bukti"

          Sedangkan R. Soedjadi (1994: 42) menuliskan bahwa "aksioma atau pernyataan pangkal adalah pernyataan yang kita sepakati kebenarannya."

          Menurut R. Soedjadi (1994: 5), agar suatu kumpulan aksioma dapat merupakan suatu sisten diperlukan syarat-syarat yang penting. syarat-syarat yang penting itu adalah (1) konsiste (taat asas), (2) independen, (3) lengkap, dan (4) ekonomis,



DEFINISI
menurut R. Soedjadi (1993: 7), definisi adalah ungkapan untuk membatasi suatu konsep.
macam-macam definisi:
  1. definisi analitik
  2. definisi genetik
  3. definisi dalam bentuk rumus
1.  definisi analitik adalah deginisi yang menyebutkan genus prosimum  (keluarga terdekat) dan diferensia spesikika (perbedaan spesifik).
contoh:
a)  persegi adalah persegi panyang yang semua sisinya sama     panjang
                 dalam hal ini, genus proksimum-nya adalah persegi  panjang dan diferensia spesifika-nya adalah semua sisinya sama panjang
b)  persegipanjang adalah jajargenjang yang salah satu sudutnya siku-siku

2.  definisi genetik adalah definisi yang menunjukkan terjadinya konsep itu
contoh:
a)  jaring-jaring limas adalah bangun yang terjadi bila suatu limas dipotong menurut rusuk-rusuk tegaknya dan bidang-bidang sisi tegaknya direbahkan ke arah luar sampai ke bidang yang memuat bidang alasnya
b)  trapesium adalah segiempat yang terjadi jika sebuah segitiga dipotong oleh sebuah garis yang sejajar dengan salah satu sisi segitiga tersebut.

3.  definisi dalam bentuk rumus, adalah definisi yang dinyatakan dengan notasi-notasi matematik; jadi langsung menunjukkan rumus
contoh: definisi n faktorial yang langsung ditulis n! =(n-1)!


TEOREMA
          teorema atau sifat adalah salah satu perwujudakn dari objek matematika yang disebut prinsip. teorema ini harus dapat dibuktikan dengan aksioma-aksioma, definisi-definisi atau teorema-teorema yang medahuluinya

kadang-kadang, untuk membuktikan suatu teorema tertentu diperlukan suatu "teorema kecil" yang khusus dibutuhkan untuk membuktikan teorema tersebut. teorema kebil yang dipakai secara khusu ini sering disebut sebagai lemma. 


jadi lemma adalah suatu teorema (yang juga harus dibuktikan kebenarannya) yang dibutuhkan khusus untuk membuktikan suatu teorema tertentu. 

korolari adalah suatu teorema yang muncul sebagai akibat dari teorema sebelumnya. bobot teorema ini sama dengan bobot teorema yang mendahuluinya.




sumber: Suyitno, Amin. 2004. dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika I. universitas negeri semarang

Wednesday 15 February 2012

bukti C tegak lurus bidang BDG

Posted by LORA LORINDA at 8:32 pm 0 comments





Jarak titik C ke bidang BDG = CS
Akan dibuktikan CS ^ BDG
Karena CS Î CE, maka CE ^ BDG = CS ^ BDG
·       BD ^ AC (ABCD persegi)
BD ^ AE  (AE ^ ABCD)
Karena AC dan AE berpotongan di bidang ACGE, BD Î ACGE
Maka BD ^ ACGE
Jadi, BD ^ CE
·       DG ^ HC (DCGH persegi)
DG ^ BC (BC ^ DCGH)
Karena HC dan BC berpotongan di bidang BCHE, CE Î BCHE
Maka, DG ^ BCHE
Jadi, DG ^ CE
·       Karena BD ^ CE, DG ^ CE dan CS Î CE, maka CE ^ BDG
Jadi, CS ^ BDG






-       Lihat DRSC dan DQLE
RC = QE (Q dan R titik tengah)
ÐRSC = ÐQLE (luar berseberangan, SR // GR
ÐRCS = ÐQEL (dalam berseberangan, AC // EG
Jadi, DRSC @ DQLE (s, sd, sd)
Akibatnya RS = LQ
-       Lihat DALC dan DRSC
AL // RS
CS : CL = AR : RC = 1: 2
CK = ½ CL Þ CS = SL
-       CS = SL = LE = 1/3 CE

 

MY SELF, ME, AND I Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting